Rabu, 05 Desember 2012

Sekitar Sembilan Tahun yang Lalu

Ingin menulis saja. Mungkin blog ini memang ditakdirkan untuk menjadi tempat belajar menulis. Ya, saya memang masih belajar menulis walau usia sudah beranjak dewasa. Belajar menulis tentu tidak jauh dari curcol alias curhat colongan. Bodo amat lah, ini blog gue. Jadi terserah gue lah mau digimanain juga. Hehehe..

Sore tadi cuacanya lumayan cerah, namun tidak terlalu menggerahkan. Semburat oranye sangat jelas, apalagi jika melihat ke ujung barat di penghujung senjanya maka akan sangat nampak gradasi dari semburat oranye tersebut. Seusai praktikum mikroteknik tadi saya putuskan untuk ikut serta berlatih bola voli dengan teman-teman Biologi 47 di lahan kosong samping rumah kaca departemen. Latihan bola voli ini sebagai  persiapan pertandingan melawan Biologi 46 dalam rangkaian Grand Biodiversity 2012, yaitu ajangnya anak-anak Biologi FMIPA IPB dalam menunjukan gengsi mereka dalam bakat berolahraga.
Latihan bola voli tadi luar biasa cetarrr membahana. Gimana gak cetar membahana, bolanya kebanyakan kemana-mana daripada mengenai tangan pemain. Dan akhirnya yang banyak terjadi adalah tawa-tawa yang sungguh sangat tidak terkontrol! Buahahaha, wkwwkwkwk, ckckckckck, gkgkgkkg, apapun itu bunyi ketawanya. Kelelahan pun bukan karena bermain voli, tepatnya karena lelah tertawa terbahak-bahak.

Cuaca cerah, gradasi oranye yang dihadirkan Alloh Swt sore tadi membuat saya mengundang kembali memori beberapa tahun ke belakang. Mungkin sembilan tahun yang lalu. Memori tersebut adalah bocah-bocah SD usia 11 tahun, laki-laki dan perempuan. Kumpulan bocah yang senang sekali bermain bola voli. Setiap ada waktu luang dan kesempatan untuk bermain voli di lapangan sekolahnya, maka mereka akan bermain. Bermain voli, belajar membenarkan teori-teori dalam bola voli, dan yang paling penting adalah berlatih untuk menghadapi friendly match melawan sekolah lain. Karena bocah-bocah itu sangat teguh dalam mempertahankan gengsi untuk memenangkan setiap friendly match melawan SD lain. Kalah adalah suatu hal yang mungkin sangat hina dan memalukan bagi anak seusia itu, tanpa berpikir bijaksana bahwa kekalahan adalah kemenangan yang tertunda seperti yang sering dikoar-koarkan orang-orang dewasa.

Memang. Suasana sore cerah tadi seakan menyapa saya seperti sembilan tahun lalu itu. Angin sejuk yang membelai tubuh berkeringat tadi sore juga sama seperti sembilan tahun lalu. Keceriaan dan tawa yang terjadi dengan teman-teman tadi sore juga seperti riangnya bocah-bocah dalam sembilan tahun lalu itu. Karena saya adalah bagian masa lalu dari bocah-bocah sembilan tahun lalu. Semua yang saya rasakan di sore hari tadi, sungguh sama seperti sembilan tahun lalu. Bedanya, jika sembilan tahun yang lalu saya bermain sepuasnya hingga adzan maghrib merupakan panggilan untuk pulang ke rumah, tetapi tadi saya tidak bermain hingga selama itu mengingat hari jumat akan ada ujian STB (eaaaaaaa, padahal malemnya aja gak belajar, hahaha).

Salam hangat dan kangen untuk beberapa bocah sembilan tahun lalu : nindya (saya), mala, novia, karindy, yuli, eros, angga 'acong', roni 'ojo', ahmad 'sukin', dadan 'boding', hendra 'emen', tatang 'kitang', adit.
SD Negeri Babakan Bandung 2007 (^.^)