Sabtu, 23 Maret 2013

Pertanyaan Kuliah. Kamis, 21 Maret 2013

1. Jika suatu perusahaan menjual produk/jasa untuk berbagai macam agama di daerah yang semua konsumennya adalah agama Islam, bagaimanakah kelangsungan perusahaan itu di masa depan? Apakah akan mengalami kerugian saja atas produknya bagi non Islam? Ataukah akan mengalami kebangkrutan saat semua orang Islam itu kurang percaya pada perusahaan yang tidak mengkhususkan produknya bagi agama Islam saja?

2. Kebiasaan akan menimbulkan budaya di masyarakat sehingga menjadi hal-hal yang umum. Seperti yang dijelaskan Pak USA saat kuliah, ketika orang Indonesia suka dan terbiasa makan rendang maka Indomie mengeluarkan produk mie goreng rasa rendang. Pertanyaannya adalah, apakah berlaku jika kejadiannya terbalik? Bisakah suatu kebiasaan di masyarakat justru menghancurkan suatu produk yang sudah ada?

3. Bagaimanakah jenis pekerjaan dapat mempengaruhi pola konsumsi dari konsumen?

Minggu, 24 Februari 2013

Perilaku Konsumen Consumer Behavior Class IKK 231 2013


Perilaku Konsumen Consumer Behavior Class IKK 231 2013

IVA AYU
Undergarduate Student Majoring in Silvicultur Dept of silvicultur, Faculty of Forestry
Bogor Agricultural University
Notes On Consumer Behavior Class IKK 231
Perilaku Konsumen adalah subjek yang mempelajari tentang faktor-faktor yang mempengaruhi seorang konsumen dalam mengambil keputusan ketika akan menggunakan produk atau jasa yang ditawarkan oleh produsen. Konsumen biasanya akan memilih barang yang berkualitas tinggi dengan harga yang rendah. Yang menarik dari perilaku konsumen adalah saat faktor itu berkenaan dengan faktor yang melekat pada diri konsumen itu sendiri, misalnya faktor usia. Konsumen yang berusia lebih muda, dalam memilih produk pakaian tentu ia akan mengikuti tren yang paling update saat ini. Walaupun terkadang pakaian yang dia pilih dan akan dia kenakan justru membuatnya tidak cocok dan tidak nyaman, sehingga implikasinya terjadi pada gerak-geriknya yang kurang percaya diri saat mengenakannya. Sementara untuk konsumen yang lebih tua, dia akan memilih pakaian yang membuatnya nyaman. Yang tua tidak akan peduli dengan model-model pakaian update saat ini.

Based on Based on Consumer Behavior Text Book by Ujang Sumarwan 
Picture1Picture2
Ujang Sumarwan. 2011. Perilaku Konsumen: Teori dan Penerapannya dalam Pemasaran. Jakarta: PT Ghalia Indonesia.
Lecturers of Consumer Behavior Class Semester  Feb – May  2013
ž  Prof Dr Ir Ujang Sumarwan, MSC (www.ujangsumarwan.blog.mb.ipb.ac.id)
Dr. Ir Lilik Noor Yuliati
ž  Ir. Retnaningsih, MS
ž  Megawati Simanjuntak, SP, MS
Department of Family and Consumer Sciences
College of Human Ecology
Bogor Agricultural University

Rabu, 05 Desember 2012

Sekitar Sembilan Tahun yang Lalu

Ingin menulis saja. Mungkin blog ini memang ditakdirkan untuk menjadi tempat belajar menulis. Ya, saya memang masih belajar menulis walau usia sudah beranjak dewasa. Belajar menulis tentu tidak jauh dari curcol alias curhat colongan. Bodo amat lah, ini blog gue. Jadi terserah gue lah mau digimanain juga. Hehehe..

Sore tadi cuacanya lumayan cerah, namun tidak terlalu menggerahkan. Semburat oranye sangat jelas, apalagi jika melihat ke ujung barat di penghujung senjanya maka akan sangat nampak gradasi dari semburat oranye tersebut. Seusai praktikum mikroteknik tadi saya putuskan untuk ikut serta berlatih bola voli dengan teman-teman Biologi 47 di lahan kosong samping rumah kaca departemen. Latihan bola voli ini sebagai  persiapan pertandingan melawan Biologi 46 dalam rangkaian Grand Biodiversity 2012, yaitu ajangnya anak-anak Biologi FMIPA IPB dalam menunjukan gengsi mereka dalam bakat berolahraga.
Latihan bola voli tadi luar biasa cetarrr membahana. Gimana gak cetar membahana, bolanya kebanyakan kemana-mana daripada mengenai tangan pemain. Dan akhirnya yang banyak terjadi adalah tawa-tawa yang sungguh sangat tidak terkontrol! Buahahaha, wkwwkwkwk, ckckckckck, gkgkgkkg, apapun itu bunyi ketawanya. Kelelahan pun bukan karena bermain voli, tepatnya karena lelah tertawa terbahak-bahak.

Cuaca cerah, gradasi oranye yang dihadirkan Alloh Swt sore tadi membuat saya mengundang kembali memori beberapa tahun ke belakang. Mungkin sembilan tahun yang lalu. Memori tersebut adalah bocah-bocah SD usia 11 tahun, laki-laki dan perempuan. Kumpulan bocah yang senang sekali bermain bola voli. Setiap ada waktu luang dan kesempatan untuk bermain voli di lapangan sekolahnya, maka mereka akan bermain. Bermain voli, belajar membenarkan teori-teori dalam bola voli, dan yang paling penting adalah berlatih untuk menghadapi friendly match melawan sekolah lain. Karena bocah-bocah itu sangat teguh dalam mempertahankan gengsi untuk memenangkan setiap friendly match melawan SD lain. Kalah adalah suatu hal yang mungkin sangat hina dan memalukan bagi anak seusia itu, tanpa berpikir bijaksana bahwa kekalahan adalah kemenangan yang tertunda seperti yang sering dikoar-koarkan orang-orang dewasa.

Memang. Suasana sore cerah tadi seakan menyapa saya seperti sembilan tahun lalu itu. Angin sejuk yang membelai tubuh berkeringat tadi sore juga sama seperti sembilan tahun lalu. Keceriaan dan tawa yang terjadi dengan teman-teman tadi sore juga seperti riangnya bocah-bocah dalam sembilan tahun lalu itu. Karena saya adalah bagian masa lalu dari bocah-bocah sembilan tahun lalu. Semua yang saya rasakan di sore hari tadi, sungguh sama seperti sembilan tahun lalu. Bedanya, jika sembilan tahun yang lalu saya bermain sepuasnya hingga adzan maghrib merupakan panggilan untuk pulang ke rumah, tetapi tadi saya tidak bermain hingga selama itu mengingat hari jumat akan ada ujian STB (eaaaaaaa, padahal malemnya aja gak belajar, hahaha).

Salam hangat dan kangen untuk beberapa bocah sembilan tahun lalu : nindya (saya), mala, novia, karindy, yuli, eros, angga 'acong', roni 'ojo', ahmad 'sukin', dadan 'boding', hendra 'emen', tatang 'kitang', adit.
SD Negeri Babakan Bandung 2007 (^.^)

Minggu, 18 November 2012

Yang tak pernah terpikirkan sama sekali malah ternyata dia terjadi

Sebenarnya malam ini sangat melelahkan bagi saya. Setelah 5 hari libur yang orang-orang bilang dengan sebutan "long weekend" karena 1 Muharram 1434 H dan cuti bersama (katanya). Memang ini lelah, tapi entah semangat menulis saya kenapa tiba-tiba sangat membuncah. Karena dalam pikiran saya ada pertanyaan : kenapa saya ada di Bogor sekarang?
Perasaan yang sedang merajai hati saat ini adalah rindu keluarga dengan bahasa kerennya homesick. Makanya tiba-tiba pertanyaan seperti itu selalu muncul. Dulu waktu sekolah TK hingga SMA saya masih dan  selalu di Situraja, tak pernah terpikirkan rasa galau seperti ini akan muncul. Yang ada malah, "Seneng kali yah, kalo tempat kuliah nanti jauh di luar kota. Bisa mandiri, ga ada yang ngatur, bisa maen sepuasnya, and bla bla bla.....".. Tapi kenyataannya????!!!!!! Mamaaa, I always miss you all at home :(
Kalau kangen ini sudah tak tertahan lagi, maka segeralah saya memutuskan untuk pulang. Paling beruntung deh kalau libur long weekend seperti ini datang.Dari kampus saya naik angkot Kampus Dalam, lanjut naik angkot 03 untuk sampai ke Terminal Baranangsiang. Karena tidak ada bis jurusan Sumedang di terminal, maka saya naik bis jurusan Bandung. Kemudian setelah sampai Bandung, saya naik elf ke Sumedang. Belum sampai di sana saja pemirsa! Karena saya bukan orang Sumedang, tapi orang Situraja. Sehingga setelah naik elf sampai Sumedang, saya menunggu jemputan untuk sampai ke rumah di Situraja. Begitulah perjalanan dari Bogor ke Situraja. Ya kalo sebaliknya ya tinggal dibalik saja :D
Yang tak pernah terpikirkan ketika masih sekolah adalah hal-hal kecil maupun besar yang saya temukan selama dalam perjalanan Bogor-Situraja atau Situraja-Bogor. Sekarang saya tahu rute pulang yang paling efektif secara waktu dan efisien secara ekonomi, bahkan saya sering menjadi referensi bagi teman-teman yang tidak tahu. Kadang saya iseng mencoba mobil lain dengan jurusan sama, ya itung-itung nambah pengalaman aja.
Yang tak pernah terpikirkan adalah bla bla bla. Banyak. Saya males cerita banyak-banyak! Kadang apa yang kita pikirkan dan apa yang sudah kita rancang jauh-jauh harti sebelumnya tidak akan pernah terjadi dalam hidup kita. Dan sebaliknya, kadang apa yang tak pernah terpikirkan sama sekali malah ternyata dia terjadi dalam kehidupan kita.
Salah satu cita-cita besar saya adalah bisa melanjutkan kuliah ke luar negeri. Itu selaluuuu saja saya pikirkan bagaimana cara untuk meraihnya -_-. Mulai sekarang saya tidak akan terlalu memikirkannya ah! Biarkan saja saya banyak berikhtiar dan berdo'a. Mudah-mudahan kesempatan itu datang dalam fase kehidupan saya, meski entah tidak tahu kapan. Aamiin.

Rabu, 19 September 2012

Apapun itu, adalah karena terbiasa

nonanindya.blogspot.com

Hehehe.. Yea! That's my blog account!
Apa itu blog dan buat apa bikin blog?
Blog adalah media posting tulisan yang dipublikasikan langsung di dunia maya. Pertama kali muncul sekitar tahun 2002, hingga saat ini tentu mengalami perkembangan yang sangat pesat dari sisi pengguna, tampilan dan fitur-fiturnya.
Banyak sekali macam-macam blog yang sudah dibuat berjuta-juta manusia di seluruh dunia, antara lain pendidikan, hobi, seni, kelompok ilmiah, sastra, dan masih banyak lagi. Tapi jangan heran ketika melihat blog saya ini karena tidak akan ada yang menemukan fokus bidang yang saya posting. Saya jadikan blog sebagai tempat latihan menulis, karena cita-cita saya ingin mahir dalam kegiatan tulis-menulis. Memang terkesan kurang penting bagi sebagian orang, malah mungkin dibilang so eksis. So what??? Ini blog gue, masalah buat lo???!!! Hehehe..
Seorang teman saya di Yogyakarta pernah mengikuti talkshow dengan penulis novel-novel bestseller Indonesia. Sang penulis memberi tahu bahwa jika kita ingin mahir dalam kegiatan menulis, maka kita harus rajin berlatih terlebih dahulu. Karena tidak ada Susi Susanti yang berhasil meraih medali emas Olimpiade Barcelona 1992 tanpa latihan sedikitpun. Latihan disini sang penulis menjelaskan bahwa kita jangan pernah malas untuk menghasilkan tulisan apapun SETIAP HARI selama ENAM BULAN. Karena sebenarnya dalam kegiatan rutin seperti itu otak kita bisa terlatih untuk terus menulis, menulis dan menulis. Nah, berangkat dari cerita inilah saya memutuskan untuk aktif menulis setiap hari. Tulisannya mau bagus, mau jelek, bodo amat! Hehe. Yang penting setiap hari saya harus berusaha mengeluarkan ide untuk membuat tulisan yang berkualitas.
Alah bisa karena biasa. Peribahasa itu sudah saya kenali sejak saya duduk di bangku SD. Saat ini saya sudah duduk di bangku IPB, sehingga saya harus benar-benar melakukan pesan tersirat dari peribahasa itu. Ketika suatu pekerjaan terasa berat dan sulit, maka berlatihlah tentang cara untuk menyelesaikannya. Dalam proses berlatih itulah kita perlahan akan mengerti bagaimana menyelesaikan hal yang kita anggap berat dan sulit sebelumnya, namun pada akhirnya terasa begitu mudah. Jangan pernah mengeluh untuk suatu urusan meraih mimpi dan cita-cita. Semoga saya bisa istiqamah dalam menjalankan proses latihan ini dan menjadi salah satu penulis di Indonesia dengan karya-karya yang bestseller, terlebih memberi inspirasi dan manfaat kepada pembacanya. Aamiin.


Selasa, 18 September 2012

Sesederhana Pembelaan yang Dapat Dilakukan

Beberapa hari terakhir di televisi, media cetak dan media elektronik lainnya ramai sekali pemberitaan mengenai film Innocence of Moslem. Saya tidak tahu pasti inti permaslahannya dimana karena saya tidak begitu intens mengikuti pemberitannya. Yang jelas kata broadcast message di BBM dan kata temen-temen rohis di kelas, film itu sangat menghina panutan umat Islam di seluruh dunia, yaitu Nabi Muhammad Saw.
Ramainya pemberitaan itu membuat saya penasaran sehingga memutuskan untuk searching videonya di media sosial. Dan setelah menontonnya, astaghfirullah bangettt............. Saya tidak ingin menceritakannya di sini, biarlah cerita itu terkubur dan kemudian luntur. Dampak dari cerita itu tentu menimbulkan protes dari berbagai kelompok muslim di dunia. Di Indonesia aksi besar-besaran terjadi di depan kantor kedutaan AS oleh FPI.
Tidak ada orang yang akan diam saja ketika penghinaan yang datang begitu keterlaluan dan menyakitkan. Terlebih yang dihina adalah panutan, teladan dan pejuang yang begitu mulia. Pejuang? Ya, Nabi Muhammad Saw adalah pejuang! Beliau rela berjuang, dakwah dan perang demi kehidupan umatnya agar selamat dunia dan akhirat. Menyelamatkan umatnya dari kegelapan. Beliau sangat mengasihi umatnya, bahkan saat detik ajal akan menjemput beliau masih memikirkan bagaimana nasib umatnya sepeninggal beliau wafat.

-Kalau begitu, saat Nabi dihina, kita pun harus berjuang membelanya!!!!
-Ya!
-Kita harus memerangi pihak yang menghina Nabi? Sampai mereka musnah dari muka bumi ini?
-Tentu tidak seperti itu. Semampu kita saja.

Ya. Menurut saya, kita bela Nabi dengan kemampuan kita sendiri. Meneladaninya adalah salah satu alternatif kita membela Nabi. Meneladani bagaimana beliau menjalankan aktifitas ibadahnya kepada Allah Swt, bersikap di tengah keluarga, bersosialisasi di tengah masyarakat, berhubungan baik dengan tetangga, mengasihi sahabatnya, tak lelah untuk mengajak orang lain menuju kebaikan, tidak pernah berburuk sangaka, selalu jujur dalam bekerja..................... (Subhanallah ketika menulis sifat baik Nabi Muhammad ini saja, sungguh saya begitu bangga memiliki beliau, karena sifat baiknya begitu banyak! Sungguh saya tidak bisa menuliskannya secara lengkap tanpa ada satu sifatnya yang tidak saya sebutkan).



Laporan Mikroteknik : Metode Parafin


LaporanMikroteknikHewan
Hari/Tanggal                        : Rabu/12 September 2012                                               Asisten : - AgusHeryanto/ G34080117
Kelompok                             : 8                                                                                           - DesiSetianingsih/ G34080086
Nama/NIM                           : - NindyaSaputri/G34100075                                          - YennyChusna K/ G34080041
- NindyaPangestika/G34100
- SefriatinNurmaulani/G34100059
- Rastyawati/G34100070
- FiaAfianiZakky/G34100080

METODE PARAFIN

Pendahuluan
                Metode paraffin merupakan cara pembuatan preparat permanen dengan menggunakan paraffin sebagai media embedding dengan tebal irisan kurang lebih mencapai 6 µm-8 µm. Metode in imemiliki irisan yang lebih tipis dibandingkan dengan menggunakan metode beku atau metode seloidin yang tebal irisannya kurang lebih mencapai 10 µm. Prosesnya juga jauh lebih cepat dibandingkan metode seloidin. Selain itu metode parafin juga memiliki kejelekan yaitu jaringan menjadi keras, mengerut dan mudah patah, jaringan-jaringan yang besar menjadi tidak dapat dikerjakan, dan sebagian besar enzim-enzim akan larut karena menggunakan metode ini(Gunarso 1986).
Metode paraffin memiliki langkah-langkah penting dalam metode ini antara lain fiksasi, pencucian, dehidrasi, penjernihan, embedding, penyayatan (section), penempelan, pewarnaan, danpenutupan(Dasumiati 2008). Larutan fiksasi yang digunakan untuk proses fiksasi adalah larutan Bouine. Larutan fiksasi ini merupakan larutan yang mampu bereaksi dan menandai suatu sel dengan spesimen diiris setipis mungkin. Hal ini sangat mendukung laju fiksasi dalam sel(Dasumiati 2008).
 Embedding merupakan proses pelilinan suatu organ dengan menggunakan kotak kertas. Proses ini memudahkan dalam membuat irisan yang sangat tipis dengan menggunakan mikrotom. Beberapa keuntungan menggunakan kotak kertas. Dalam embedding yaitu bisa membuat arah sayatan dan menandai suatu jaringan. Jaringan atau sampel akan ditanam di ketas kotak, dengan terlebih dahulu parafin membeku pada bagian dasar dalam kotak dan setelah penempelan jaringan dilanjutkan dengan penutupan dengan parafin sampai membeku.
Proses penyayatan (sectioning) diawali dengan pengirisan blok parafin dengan scalpel, sehingga permukaan blok parafin yang akan diiris dengan mikrotom berbentuk
trapesium. Letak mata pisau pada mikrotom menentukan hasil yang diperoleh. Hasil sayatan diambil dengan menggunakan kuas secara hati-hati. Pita hasil sayatan ditempel pada kaca objek dengan menggunakan meyer albumin. Kaca obyek tersebut diletakkan di atas meja penangas ( haeting plate). Meyer albumin memiliki kandungan putih telur dan gliserin dan merupakan pelakat alami yang sangat baik). Sedang proses pewarnaan dilakukan setelah preparat dideparafinasi dengan merendam preparat pada xylol. Salah satu pewarna metode parafin pada jaringan hewan adalah hematoxylin dan Eosin. Zat warna hematoxilin ini bersifat mewarnai inti sedang eosin mewarnai sitoplasmanya(ArisworoD2000).

Tujuan
                Tujuan dari percobaan ini untuk mengetahui cara membuat sediaan sayatan organ hewan dengan menggunakan metode parafin.

Metode
Blocking :





Merendam organ dengan larutan NaCl fisiologis
 





Fiksasi organ dalam FAAAC
 (24 jam)
 
 







Mencuci organ dengan aquades
 
 

Dehidrasi dengan alkohol bertingkat (1jam)
 
 

Penjernihan di dalam xylol bertingkat
 (30 menit)
 
 



Organ dimasukkan ke dalam parafin I-III di dalam oven 58-60⁰C
 
 




Pemotongan :
Pemotongan sisi-sisi parafin sehingga berbentuk prisma segitiga
 
 



Pemberian parafin cair di bagian bawah prisma
 
 



Pemotongan dengan mikroton (6 µm)
 
 



Pewarnaan :
Perendaman dalam xylol bertingkat
(5-15 menit)
 
 



Perendaman dalam hematoksilin
 (2 menit)
 
 



Masukkan ke dalam alkohol 70%, bilas dengan air kran
 
 



Perendaman dalam eosin (10 menit)
 
 


Bilas dengan air kran
 
 


Keringkan dengan tissue
 
 



Xylol bertingkat (5 menit)
 
 





Beri entellan (2 tetes), tutup dengan penutup objek
 
 



Beri nama dan tanda panah
 
 




Hasil Pengamatan
Description: adrenalin tikus 4x10.jpg





Gambar adrenalin mencit
Perbesaran 4 x 10


Description: limpa tikus 4x10.jpg





Gambarlimpamencit
Perbesaran : 4x10                                                                              

Pembahasan
                Langkah pertama yang dilakukan dalam metode paraffin adalah dengan merendam organ yang akan diblocking dengan larutanNaCl fisiologis yang berfungsi untuk mempertahankan sel dari organ tersebut agar tidak berubah bentuk sebab NaCl fisiologis merupakan larutan yang konsentrasinya sesuai dengan keadaan tubuh organ yang akandibuat blocking. Organ kemudian difiksasi dalam larutan FAAAC selama 24 jam untuk organ berukuran 1x1cm, fiksasi berguna untuk mengawetkan organ, mengeraskan jaringan yang lembek, dan juga mencegah kerusakan jaringan. Lalu organ dicuci dengan aquades beberapa kali sampai tidak berbau lagi. Setelah itu dilakukan dehidrasi dengan alcohol bertingkat mulai dari 30%, 50%, 70%, 80%, 95% dan alkohol absolut yang masing-masing didehidrasi selama 1 jam. Fungsi dehidrasi adalah menghilangkan air dalam jaringan, untuk itu bahan yang digunakan untuk dehidrasi harus mampu menggantikan fungsi air. Setelah itu organ dimasukkan ke dalam Xylol I selama 30 menit hingga organ berubah warna menjadi putih. Saat menggunakan Xylol harus berhati-hati sebab Xylol bersifat korosif. Organ kemudian direndam dalam Xylol II yang merupakan campuran dari paraffin selama 5 menit. Xylol II berfungsi sebagai penjernih. Setelah itu, organ dimasukkan ke dalam parafin I, parafin II dan parafin III yang masing-masing selama 45 menit. Selama proses penjernihan dari Xylol II hingga pembuatan block parafin III semua dilakukan di dalam oven dengan suhu 58-600C, tujuannya agar paraffin tetap cair sebab paraffin memiliki titik didih yang lebih rendah di bandingkan dengan lilin umumnya sehingga lebih cepat membeku pada suhu kamar. Parafin yang telah cair lalu dituangkan ke dalam kertas block yang telah diberi tanda panah terlebih dahulu untuk membedakan antara kepala (anterior) dan badan (posterior). Parafin dituang sedikit dulu dan tunggu agar dasarnya membeku tujuannya agar organ tetap berada pada posisi tengah baru kemudian organ yang akan dibuat block ditaruh di dalam paraffin dengan menggunakan sudip yang ujungnya agak cekung ke dalam, paraffin cair dituang kembali hingga penuh. Setelah penuh  ratakan  pinggir block dengan sudip yang ujungnya rata yang telah dipanaskan terlebih dahulu lalu masukkan untuk memastikan tidak ada gelembung lagi di dalamnya namun hanya dipinggirnya saja. Usahakan pada saat pembuatan block, gelas yang digunakan terbuat dari stainless steel agar mudah di panaskan serta memiliki bibir gelas yang agak panjang agar lebih mudah pada saat penuangan parafin cair ke dalam kertas block.
                Setelah block yang dibuat mengeras langkah selanjutnya adalah pemotongan. Parafin yang sudah mengeras dipotong dengan cutter dan dibentuk trapezium dengan posisi anterior potongannya lebih kecil disbanding posisi posterior. Potongan spesimen yang sudah berbentuk trapezium diletakkan tepat ditengah holder yaitu bagian dari mikrotom untuk menyimpan paraffin dengan posisi anterior di  atas dan posterior di bawah. Holder sebelumnya telah dilapisi dengan paraffin sisa dari pemotongan lalu letakkan specimen dan rekatkan kembali dengan paraffin sisa dari pemotongan dengan cara dipanaskan di atas api lalu  diratakan dan didiamkan hingga membeku. Spesimen yang telah ditaruh di atas holder dimasukkan  ke dalam lemari es selama 5  menit. Setelah itu spesimen dipotong  dengan menggunakan alat yang bernama mikrotom. Mula-mula masukkan holder pada tempatnya lalu pasang pisau mikrotom kemudian kunci. Atur posisi specimen dengan tepat lalu kunci dan putar hingga specimen terpotong,  hasil potongan sebaiknya ditahan dengan menggunakan kuas namun jangan sampai terkena pisau sebab akan membuat pisau menjadi tumpul setelah itu ambil potongan spesimen dan letakkan pada kaca objek yang telah diberi label, diolesi dengan albumin yang berfungsi sebagai perekat, dan diolesi dengan aquades yang berguna untuk mempercepat proses penguapan. Setelah itu letakkan pada hotplate selama 24 jam.
                Langkah selanjutnya adalah pewarnaan. Spesimen dari hotplate diambil dan dideparafinasi dengan larutan Xylol I dan Xylol II masing-masing selama 15 menit tujuannya yaitu untuk menghilangkan parafin yang ada pada spesimen. Kemudian di rehidrasi dengan alcohol bertingkat mulai dari 100%, 95%, 80% dan 70% yang masing-masing dilakukan 5 kali pencelupan, namun sebelumnya kaca preparat di seka dengan tissue agar konsentrasi alcohol tidak berubah. Setelah itu dicelupkan pada pewarna hematoksilin yang berguna untuk mewarnai inti sel, setelah itu celupkan pada air kran menggunakan wadah agar specimen tidak hilang. Lakukan pewarnaan dengan pewarna eosin yang berguna untuk mewarnai sitoplasma selama 10  menit, cuci kembali dengan air kran dan keringkan dengan tissue. Lakukan kembali dehidrasi dengan alcohol bertingkat mulai dari 30%, 50%, 70%, 80%, 95% dan 100%, seka dengan tissue lalu masukkan ke  dalam larutan Xylol II dan Xylol I masing-masing selama 5 menit, larutan Xylol berguna untuk menjernihkan. Setelah itu beri entelan di tengah-tengah spesimen sebanyak 1-2 tetes yang berguna untuk merekatkan lalu tutup dengan kaca objek dan amati di bawah mikroskop.
    Struktur jaringan yang diamati pada praktikum ini, yaitu adrenalin mencit dan limpa mencit. Limpa merupakan kelenjar tanpa saluran yang berhubungan erat dengan sistem sirkulasi (Anonimus, 2005). Limpa mempunyai dua fungsi yaitu membentuk respon imun melawan antigen yang berada di dalam darah dan membuang bahan partikel dan sel darah yang sudah tua atau rusak, terutama eritrosit dari sirkulasi (Burkitt dkk., 1993).
    Ukuran dan berat limpa normal tergantung pada kandungan darah di dalamnya. Limpa salah satu organ limfoid terbesar, menerima suplai darah dalam jumlah banyak melalui arteri dan mengalami drainase melalui vena lienalis, yang berlanjut ke dalam sistem portal hati (Burkitt dkk., 1993). Struktur limpa mencitdibungkus oleh kapsula yang terdiri atas jaringan ikat padat yang terkadang membentuk trabekula untuk membagi parenkim atau pulpa limpa menjadi ruang-ruang bersekat, pada permukaan medial limpa terdapat hillus (Junqueira dan Carneiro, 1982).
Sistem sirkulasi darah pada limpa memiliki implikasi fungsional penting, terutama dengan memperlihatkan rangsangan antigen dan ekstraksi hemoglobin serta zat besi (Hartono, 1989). Limpa menghasilkan limfosit B dan T, serta makrofag yang sangat penting dalam pertahanan tubuh. Limfosit T yang ditemukan dalam pulpa putih berpoliferasi dan masuk ke aliran darah. Limfosit T berperan dalam mekanisme kekebalan yang diperantarai sel (Binns, 1982).


Simpulan
Pembuatan sediaan sayatan organ hewan dengan metode parafin melalui beberapa tahapan, diantaranya adalah fiksasi, pencucian, dehidrasi, penjernihan, infiltrasi, embedding, pengirisan, penempelan, pewarnaan dan penutupan. Dalam pembuatannya menggunakan parafin sebagai media embedding dikarenakan hasil pemotongan yang lebih tipis dibanding media dan metode lain.

DaftarPustaka
Anonimus.(2005). Sistem Limfatik (Lymphatic System). Diktat Ajar Histologi dan Embriologi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Syiah Kuala. Darussalam, Banda Aceh.
Arisworo D dan Yusa. 2000. General Zoologi. Jakarta: PT. Grafindo Media Pratama.Binns, R. M. (1982). Organization of the Lymphoreticular System and Lymphocyte Markers in the Pig. Vet ImmunelImmunopathol, 3 – 95.
Gunarso W. 1986. Pengaruh Dua Jenis Cairan Fiksatif  yang Berbeda pada Pembuatan Preparat dari Jaringan Hewan Dalam Metoda Mikroteknik Parafin. Bogor: IPB Press


Burkitt, H.G., B. Young danJ.W.Heath. (1993). HistologiFungsional.Edisi 3.Diterjemahkanoleh Jan Tambajong.PenerbitBukuKedokteran, Jakarta.
Byuti B. (2004). BilaNyamukMenjadiTerdakwa. Info Vet.Edisi.1, 2, 3, Jakarta.



Dasumiati. 2008. Diktat Kuliah Mikroteknik. Prodi Biologi Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah. Jakarta : UIN Syarif Hidayatullah Press